Diawali dengan sebuah pertanyaan dari Bob Proctor
“Berapa penghasilan terbesar yang pernah kamu capai?”
Dengan bangganya, Gerry menyebutkan sebuah angka dimana angka tersebut termasuk besar.
“Saya memiliki penghasilan $100.000 pertahun.”
Bob Proctor mengatakan,
“Itu Sampah…”
Tentu saja Gerry kaget bukan kepalang dan mencoba membela diri. Bagaimana mungkin penghasilan sebesar itu disebut sampah? Padahal diantara teman-teman Gerry tidak ada yang memiliki penghasilan sebesar itu.
Kata Bob Proctor,
“Penghasilan itu seharusnya bisa kamu dapatkan hanya dalam 1 bulan!”
Tentu saja Gerry membela diri dengan berargumen
“Saya masih pemula pak, belum sehebat Anda. Maka penghasilan sebesar itu sudah hebat untuk saya.”
Apa kata Bob Proctor?
“Kamu brengsek!”
Bob melanjutkan,
“Siapa pun yang menolak ide tersebut memiliki masalah mental. Saya menghasilkan uang sebesar itu ($100.000/bulan) 15 tahun yang lalu. Dan kamu malah melawan saya. Orang seperti itu saya sebut brengsek.”
Gerry pun terdiam. Namun bukan berarti ngambek atau membenci Bob. Tetapi perkataan itu menyadarkannya akan potensi sebenarnya.
Hasilnya?
Gerry pun menjadi seorang milyuner. Penghasilan Gerry menjadi $1.000.000.000.
[Dikutip dan diterjemahkan bebas dari Millionaire Mindset: How Ordinary People Can Create Extraordinary Income. Karya Gerry Robert]
Isi dari khutbah Nabi Muhammad saw tersebut menyuruh kita untuk selalu menjaga akhlak ketika sedang menunaikan haji sehingga akhlak yang baik tersebut dapat selalu kita terapkan di kehidupan kita sehari-hari.
Selain itu, pesan dalam khutbah Nabi Muhammad saw tersebut mengingatkankan para jemaah haji untuk selalu menjaga persaudaraan dengan baik, di mana mekah dan padang Arafah merupakan tempat berkumpulnya umat muslim sedunia ketika musim haji.
Menjaga nilai-nilai persaudaraan, hak-hak asasi manusia, serta menjaga kehormatan setiap manusia sangatlah penting, terutama ketika beribadah haji. Contohnya, melempar jumrah yang dilakukan oleh jutaan umat hendaknya dilakukan dengan tertib, tanpa saling dorong-mendorong, dan lain sebagainya.
Inilah khutbah Nabi Muhammad saw di Padang Arafah:
“Wahai manusia sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengetahui apakah aku dapat menjumpaimu lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini.
Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamu merupakan kemuliaan (haram dirusak oleh orang lain) bagi kamu sekalian, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini.
Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan (seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. (Sebagai contoh) hari ini aku nyatakan pembatalan pembunuhan balasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang terjadi pada masa jahiliyah dahulu.
Transaksi riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga tidak sudah tidak berlaku lagi sejak hari ini. Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak berlaku lagi.
Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya syetan itu telah putus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi syetan itu masih terus berusaha (untuk menganggu kamu) dengan cara yang lain. Syetan akan merasa puas jika kamu sekalian melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu hendaklah kamu menjaga agama kamu dengan baik.
Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya merubah-rubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kamu menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan-Nya.
Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut: Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban.
Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah.
Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu. Kewajiban mereka terhadap kamu adalah mereka tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kamu suka ke dalam rumah kamu. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu terhadap mereka adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka.
Maka perhatikanlah perkataanku ini, wahai manusia sekalian..sesungguhnya aku telah menyampaikannya…
Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah (Al Quran) dan sunnah nabi-Nya (Al-Hadits)
Wahai manusia sekalian, dengarkanlah dan ta’atlah kamu kepada pemimpin kamu , walaupun kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran kitabullah (Al Quran ) kepada kalian semua.
Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma’afkan, maka juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.
Wahai manuisia sekalian, Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah.
Ketahuilah oleh kamu sekalian, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan senang hati yang telah diberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri.
Ya Allah, sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka..?
Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.
Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini.
Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan? Semua yang hadir menjawab: Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu, engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat. Sambil menunjuk ke langit, Nabi Muhammad saw kemudian bersabda: ” Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah, saksikanlah pernyatan mereka ini..Ya Allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah, saksikanlah pernyatan mereka ini.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari) pembalasan pasti benar. (QS. Adz-dzariyyat: 5-6)
Sesungguhnya hari kiamat benar-benar akan datang tidak ada keraguan di dalamnya. (QS.Ghafir: 59)
Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu tidak berguna lagi iman orang yang belum beriman sebelum itu, atu berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kamipun Menunggu. (QS. Al-An’am:158)
Hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat,..(QS. Al-Anbiya:96-97)
Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas. (QS. Ad-Dukhan: 10)
Wahai Manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh guncangan (hari) kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (QS. Al-Hajj:1)
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dan kuburmu) di Hari Kiamat. (Al-Mu’minun: 16)
Dan sesungguhnya Hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahawasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. (Al-Hajj: 7)
Hadits
Seorang Arab Badui bertanya, “Kapankah tibanya kiamat?” Nabi Saw lalu menjawab, “Apabila amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana hilangnya amanat itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)
Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)
Belum terjadi kiamat sehingga orang-orang dari umatku kembali menyembah berhala-berhala selain Allah. (HR. Abu Dawud)
Belum terjadi kiamat sebelum seorang yang melewati kuburan berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku di tempat orang ini.” (Maksudnya, dia ingin mati dan tidak ingin hidup karena beban berat yang selalu dihadapinya). (HR Bukhari)
Belum akan kiamat sehingga tidak ada lagi di muka bumi orang yang menyebut : “Allah, Allah.” (HR. Muslim)
Belum akan datang kiamat sehingga seorang membunuh tetangganya, saudaranya dan ayahnya. (HR. Bukhari)
Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid. (HR. Abu Dawud)
Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria. (HR. Bukhari)
Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. (HR. Bukhari)
Belum akan tiba kiamat sehingga merajalela ‘Alharju’. Para sahabat lalu bertanya, “Apa itu ‘Alharju’, ya Rasulullah?” Lalu beliau menjawab,”Pembunuhan… pembunuhan…” (HR. Ahmad)
Belum akan tiba kiamat melainkan matahari akan terbit dari Barat. Jika terbit dari Barat maka seluruh umat manusia akan beriman. Pada saat itu tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Belum akan tiba kiamat sehingga harta banyak dan melimpah, dan orang ke luar membawa zakat hartanya tetapi tidak ada yang mau menerimanya, dan negeri-negeri Arab kembali menjadi rerumputan hijau dengan sungai-sungai mengalir. (HR. Muslim)
Saat akan tiba kiamat, jaman saling mendekat. Satu tahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti satu jam dan satu jam seperti menyalakan kayu dengan api. (HR. Tirmidzi)
Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan orang-orang Yahudi. Kaum muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di balik batu dan pohon-pohonan. Lalu batu dan pohon-pohon berkata, “Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakang saya. Mari bunuhlah dia.” Kecuali pohon “Gharqad” yang tumbuh di Baitil Maqdis. Itu adalah pohon orang-orang Yahudi. (HR. Ahmad)
Kamu akan dibangkitkan pada hari kiamat tanpa sandal, telanjang bulat dan tidak dikhitan. Aisyah bertanya, “Ya Rasulullah, laki-laki dan perempuan saling melihat (aurat) yang lain?” Nabi Saw menjawab, “Pada saat itu segala urusan sangat dahsyat sehingga orang tidak memperhatikan (mengindahkan) hal itu.” (Mutafaq’alaih)
Didatangkan kebaikan-kebaikan (pahala) dan kejahatan-kejahatan (dosa) seorang hamba, lalu saling mengikis dan bila masih tersisa kebaikan (pahala) itu Allah akan melapangkannya untuk masuk surga. (HR. Bukhari)
Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan. (HR. Ahmad)
Amal seseorang tidak dapat menyelamatkannya. Seorang sahabat lantas bertanya tentang sabda tersebut, “Termasuk engkau juga, ya Rasulullah?” Rasulullah lalu menjawab, “Ya, aku juga, kecuali dikarunia Allah dengan rahmat-Nya. Walaupun demikian kamu harus berbuat yang benar (baik).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang pertama diadili antara manusia pada hari kiamat ialah kasus pembunuhan. (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits-hadits Rasulullah saw, tanda-tanda hari kiamat sebagai berikut:
1. Tanda-tanda shugra (kecil), yang sebagian di antaranya sudah tampak dalam kehidupan sekarang ini:
2. Tanda-tanda kubra (besar)
Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda besar, serta sebagiannya sudah terjadi. Jika tanda-tanda besar muncul telah muncul satu, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya, yaitu yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat. Demikianlah kita sebagai umat manusia hendaknya mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan taat dan takwa kepada Allah swt, karena bagaimanapun juga tanda-tanda kecil datangnya kiamat telah banyak terjadi dan itu semua sebagai peringatan agar manusia sadar dan bertaubat.
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Illah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaaul husna (nama nama Allah yang baik).” (QS. Thaa-Haa:8)
Nama nama Allah banyak terdapat dalam kitab suci Al Quran. Nama nama Allah tersebut juga merupakan doa dan dzikir yang mustajab. Allah swt menyukai orang yang selalu menyebut namaNya. Allah swt berfirman, “Allah memiliki Asmaul Husna, maka memohonlah kepadaNya dengan menyebut nama nama Allah yang baik itu…“ (QS. Al A’raaf:180)
Dalam suatu hadits Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits tersebut Rasulullah menerangkan bahwa nama nama Allah jumlahnya ada 99. Berikut ini Asmaul Husna atau nama nama Allah:
Astaghfirullaahal adzhiim alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaihi, min jamii’i muslimiina wal muslimaati wal mu’minina wal mu’minati al ahya’I min hum wal amwaat (3x)
Allahumma antassalam waminkassalam wa ilaika ya’udussalam fahayyina rabbanaa bissalam, wa adkhilna jannata daarassalaam, tabarakta rabbana wa ta aalaita yaa dzaljalaali wal ikram.
Subhaanallah (33x)
Alhamdulillah (33x)
Allahu Akbar (33x)
A’udzubillahiminasy-syaithaanirrajiim, Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahi rabbil’alamiin, hamdasy-syakiriin, hamdan-naa’imiin, hamdayyuwaafini’amahuu wayukaafii’u maziidah, yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhika wa azhiimi sulthaanik.
Allahumma shalli wa saliim wa baarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinna Muhammad. Allaahumma rabbanaa taqabbal minna shalaatanaa, waruku’anaa, wa sujudanaa, wa qu’udanaa, wa tadharru’anaa, wa takhasyu-syuu’anaa, wa ta’abbudanaa, watammim taqshiiranna, yaa Allaahu ya rabbal ‘aalamiin.
Allaahumma innaa nas’aluka salamatan fiddiin, wa ‘aafiyatan fil jasad, wa ziyaadatan fil ilmi, wabarakatan fil rizqi, wa taubatan qablal maut, warahmatan ‘indal maut, wa maghfiratan ba’dal maut.
Allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakaratil maut, wa na’uudzubika min syakhatika wannaar. Allaahummaghfirlanaa dzunuubanaa wa kaffir’annaa, sayyi’atinaa, wa tawaaffanaa ma’al abraar. Allaahummaghfirlii dzunuubi wali-waalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shagiira.
Rabbanaa dhalamnaa anfusanaa wa inlam taghfirlanaa wa tarhamna lana kuunanna minal khaasyiriin. Rabbanaa walaa tahmil ‘alainaa isran kamaa hamaltahu ‘alalladziina min qablinaa rabbanaa walaa tahmilnaa maalaa thaaqata lanaa bihi wa’fu’anaa, waghfirlanaa, anta maulana tansyurna’alal qaumil kaafiriin.
Rabbanaa laa tuziqh-quluubanaa ba’da idzhadaitanaa qurrata ‘ayun waj’alnalimuttaqiin imaamaa, rabbanaa arnal haqqa-haqqa warzuqna tibbaa’ah wa arinal baathila warzuqna tinabah.
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanah wafil aakhiraati hasanatawwaqinaa’adzaabannaar. Wa adkhilnal jannata ma’al abraar yaa’aziizu yaa ghaffararu yaa rabbal ‘alamiin. Wa shallallahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadinwa ‘alaa alihi washahbihi wasallam. Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yashifuun wa sallamun ‘alal mursaliin walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, Al Faatihah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Pendidikan dalam keluarga bertujuan untuk mendidik anak-anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada penciptanya yaitu Allah swt.
Di dalam keluarga, orangtua bertanggung jawab memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan yang harus diberikan pertama kali dan sangat penting adalah pendidikan agama. Karena, pendidikan agama itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik di akhirat maupun di dunia. Bila agamanya baik maka baik pula kualitas manusia itu. Insya Allah…
Pendidikan agama yang paling dasar sekali yang diberikan oleh orangtua di rumah kepada anak-anaknya adalah pendidikan akidah dan akhlak. Pendidikan ini berguna untuk menanamkan dasar-dasar keimanan pada jiwa anak.
Pendidikan Akidah
Penanaman akidah sejak dini telah dijelaskan dalam Al Quran: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan kepada anak-anaknya, demikian juga Ya’kub. Ibrahim berkata: hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Al Baqarah:132)
Memberikan pendidikan akidah bagi anak bisa didahulukan dengan mengenalkan Allah swt dan menanamkan kecintaan terhadap-Nya. Orangtua dapat menjelaskan bahwa Allah swt adalah Maha Pencipta semesta alam, dunia beserta isinya, Allah swt adalah Maha Pemberi Rezeki, Maha Baik, Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Mendengar segalanya, dan sebagainya. Kemudian, dengan bertahap anak diajarkan untuk menjalankan semua perintah Allah swt seperti sholat, puasa, dan lain-lain, serta untuk menjauhi segala larangan Allah swt.
Salah satu metode dalam pendidikan akidah yaitu metode penghafalan. Hafalan-hafalan yang dilakukan anak-anak akan dapat mengantarnya kepada sebuah pemahaman. Bila sang anak mau menghafalkan dan memahaminya, maka akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan. Keyakinan inilah yang akan membuatnya melakukan hal-hal yang benar karena ia tahu keyakinannya itu akan menyelamatkannya di dunia dan di akhirat. Dengan begitu, anak tidak akan menyekutukan Tuhannya, Allah swt.
Hafalan-hafalan yang diajarkan pada anak-anak misalnya saja gerakan dan bacaan sholat, doa-doa, Al Quran, dan adab-adab. Selain itu, penting pula untuk mengajari anak sunnah-sunnah qauli (yang sifatnya ucapan/bacaan), misalnya saja:
Pendidikan Akhlak
Akhlak merupakan cerminan dari iman yang mencakup dalam segala bentuk perilaku. Pendidikan akhlak juga harus diberikan kepada anak-anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia yang diridhoi oleh Allah swt dan dapat menghargai semua orang.
Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah). Dalam hal ini orangtua sangat berperan dalam memberikan pendidikan agama secara menyeluruh. Selain itu, akhlak anak-anak bergantung pada kebiasaan dan perilaku orangtua dan saudara-saudaranya di rumah.
Anak-anak akan mencontoh ayah dan ibunya dalam berperilaku. Anak-anak akan meniru kebiasaan dan tingkah laku orangtua dan saudara-saudaranya. Bila anak sering melihat orang tuanya saling menolong dan bergaul dengan baik, maka anak dengan mudah berprilaku seperti itu pula. Begitupun dengan ucapan-ucapan yang sering didengar oleh anak-anak, akan mudah ditiru oleh mereka. Oleh karena itu, sudah semestinya orangtua dapat menjadi contoh teladan bagi-anak-anaknya, seperti sopan santun dalam bertutur maupun berprilaku sehari-hari. Dalam mengajarkan pendidikan akhlak di rumah, orangtua dapat mengajarkan dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu seperti berbakti pada orangtua, menuruti kata-kata orangtua, sopan kepada orangtua dan saudara-saudara, dan sebagainya.